suasana diskusi publik di ballroom hotel UNY
Rabu, 20 Februari 2013, bertempat di ballroom Hotel UNY,
diadakan sebuah diskusi publik dalam rangka bedah buku dan pameran Rehabilitasi
dan rekonstruksi tantangan dan refleksi pasca erupsi merapi 2010. Dalam diskusi
yang diselenggarakan oleh BPBD provinsi DIY ini menghadirkan tiga pembicara
sekaligus yang tentunya sangat berkompeten dalam bidangnya, antara lain:
1. Hj. Yuni Satia Rahayu, S.S, M.Hum, (wakil bupati sleman)
2. Mahmudun, Ketua Pelaksana REKOMPAK (Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas)
3. Dr. rer.nat. Muh. Aris Marfa’i, M.Sc. Wakil Dekan Bidang Penelitian,
Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Geografi UGM
Pada kesempatan pertama, bu Yuni, Wakil Bupati Sleman
menyampaikan beberapa kebijakan yang dilakukan dalam menanggulangi erupsi
merapi diantaranya:
a. Sleman merupakan wilayah bencana; erupsi merapi,
kebanjiran lahar, kekeringan, longsor, angin ribut dan gempa di 26 kabupaten
sleman.
b. Pada setiap langkah mitigasi bencana yang harus didahulukan
adalah lansia, orang hamil, wanita, anak-anak, orang tua dan ibu-ibu lalu
dievakuasi dan dicarikan tempat hangat sebagai perlindungan.
c. Di daerah yang rawan bencana warga tidak boleh tinggal
didaerah ini dan dihindarkan.
d. Warga siap tinggal di daerah atas dengan kerawanan
bencana memerlukan perhatian dan himbauan khusus.
e. Rencana tata ruang / wilayah diperbaharui akibat bencana
2010 untuk penguatan ekonomi warga, penanggulangan kemiskinan dan penguatan
teknologi.
f. akibat erupsi merapi membawa banyak material, termasuk
pasir dan ini dimanfaatkan sebagai usaha untuk dijual belikan dengan kebijakan
pembatasan waktu penambangan yaitu pukul 04.00 - 16.00, lalu ada jalur
tersendiri bagi truk yang mengangkut material tersebut dan agar tidak merusak
jalan dengan standar berat tertentu.
Kemudian pada kesempatan selanjutnya, Bapak Mahmudun yang
menjabat sebagai ketua pelaksana REKOMPAK menyampaikan manfaat adanya REKOMPAK yang dapat membuat tempat
untuk masyarakat berkumpul dan dievaluasi, lintas sektor, perumahan dan
infrastruktur dapat terlaksana. Berikut data jumlah perumahan yang lolos
didanai dan diperbaiki pemerintah akibat bencana erupsi Merapi Sleman: 2083
lolos difasilitasi pemerintah, magelang 406, dan klaten nihil. Selain itu,
dilakukan evaluasi lebih lanjut terkait daerah yang mendapat bantuan dan
penanganan lebih baik. LSM juga merupakan hal yang sangat membantu karena
menyediakan tempat pengungsian, memberikan pendampingan masyarakat.
Dan pemaparan yang terakhir oleh Dr. rer.nat. Muh. Aris Marfa’i, M.Sc. Wakil Dekan Bidang Penelitian,
Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Geografi UGM. Yang
menjelaskan tujuan pengadaan kegiatan ini, yaitu:
1. Bersama masyarakat dengan menyediakan hunian
2. memfasilitasi masyarakat
Disamping itu perlu adanya
Harmony Living Diaster bagi masyarakat dalam mengahadapi bencana erupsi
merapi, Karena bahaya secara psikologis juga perlu mendapat penangan lebih
mendalam dan khusus. Masih menurut pak Aris, distribusi aliran lahar Merapi
terbagi atas tiga jalur, yaitu:
1. Timur: klaten-boyolali
2. Tengah : Sleman- Yogya
3. Barat : Boyong-code.
Diskusi ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan
akademisi yang merasa terpanggil dan berkepentingan. Beberapa yang hadir adalah
dari: BPBD SLEMAN, Bupati Sleman, REKOMPAK, jajaran dekanat Fakultas Geografi
UGM, LSM dan mahasiswa lintas jurusan dan universitas.-
No comments:
Post a comment