Di saat mentari terbit dan sinar
sinarnya menerobos gedung gedung pencakar langit. Sayup sayup nampak di balik
gedung yang serba mewah tersebut nampak rumah kardus yang terlihat kumuh. “Bruk”terdengar
seorang anak jalanan terjatuh dari rumah kardusnya .”Hah ,sudah pagi ni.
Selamat pagi dunia”.kata anak jalanan tersebut .Krucuk krucuk terdengar suara dari perut anak jalanan tersebut.Lalu
dia pun segera mengambil botol kaca dan sebatang besi kecil ,dan berjalan
menuju jalan raya yang sudah ramai.
Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang mungkin luka di hati
Luka yang seharusnya dapat terobati
Yang ku harap
tiada pernah terjadi
Terdengar anak jalanan itu menyanyikan lagu salah satu band terkenal
masa kini. Seorang pengendara mobil yang melihat anak tersebut segera menaikan
kaca mobilnya.Set...! kata anak tersebut dan segera melangkah meninggalkan mobil tersebut. Lampu hijau menyala sedangkan saku anak tersebut masih
kosong tanpa sereceh uang . Sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada anak
jalanan itu.
Matahari
kini tepat di atas kepala. Jalanan terasa panas. Anak jalanan itu
berjalan lemas menuju pojok sebuah toko .Dia buka kran yang ada. Dan air pun
segera ia alirkan ke tenggorokannya untuk mengisi perutnya yang belum terisi
apa pun. Lalu dia berjalan menuju bawah jembatan layang dan di sana terlihat
ada anak jalanan lain yang sedang berteduh .Lalu terjadilah percakapan antara
keduanya.
“Set ..., kebanyakan orang hanya mau
memikirkan dirinya sendiri.” Teriak anak jalanan 1.
“Mau
makan apa lagi kalau makanan kita di rampas oleh para pejabat.”Balas anak
jalanan 2.
“Makan
batu mungkin.” Sahut anak jalanan 1,sambil melempar batu.
”Emangnya
perut kamu molen(Alat pengaduk semen,batu dan pasir)? ” Balas anak jalanan 2.
“Ha,ha ,ha ,ha” terdengar mereka berdua tertawa bersama ,
namun tiba tiba semua terdiam.
“Tapi
kalau kita hidup seperti ini terus bisa bisa kita mati membusuk.” Keluh anak
jalanan 1.
“Ya,kalau
langsung mati enak ,tapi kalau matinya berlahan lahan mengenaskan.” Kata anak
jalanan 2 sambil bangun dari duduknya.
“Ya
percuma jika kita hidup mengenaskan seperti ini,seperti katamu kita hanya akan
mati mengenaskan seperti yang kau katakan .” Kata anak jalanan 1 mendukung
pendapat anak jalanan 2.
“Trus
maksud kau ,kita lebih baik segera mati gitu?” Tanya anak jalanan 2.
“Ya
,kurasa seperti itu.” Jawab anak jalanan 1.
“Trus
caranya ?” Tanya lagi anak jalanan 2.
“Lihat
ke atas!” Jawab anak jalanan 1 sambil menunjuk ke atas.
“Jembatan
layang.” Sahut anak jalanan 2 sambil menengadahkan kepalanya.
“Ya .”
Teriak anak jalanan 1.
“Trus ?”
Tanya anak jalanan 2.
“Loncat
aja ! kita pasti akan mati.”Ucap anak jalanan 1.
Lalu
tiba tiba semua terdiam .
“Apa kau,
takut ?” Tanya anak jalanan 1.
“Tidak .”Ucap
anak jalanan 2.
“Pengecut
.”Ejek anak jalaan 1.
“Nggak” Teriak anak jalanan 2.
“Kalau
nggak takut ikuti aku !”Tantang anak jalanan 1.
Mereka berdua berjalan menuju jembatan layang.
Ketika sampai di tempat yang paling tinggi dari jembatan layang tersebut ,
seorang anak jalanan naik ke pagar jembatan dan berdiri.
“Ayo
kita lakukan!” teriaknya.
Lalu anak jalanan satunya mengikuti apa yang di
lakukan temannya.
“Silau”Kata
anak jalanan 2.
“Ya
karena kita menghadap ke arah matahari” Kata anak jalanan 1.
“Dia sendirian dan dari tadi belum makan” Kata
anak jalanan 2.
“Maksud
kau matahari?” tanya anak jalanan 1.
“Ya ,
kasihan ya dia ”Ucap anak jalanan 2.
“Trus ?’
Tanya anak jalanan 1
“Ayo
kita temani dia !”Ajak anak jalanan 2.
Lalu
tiba tiba semua terdiam .
“Apa
kau, takut ?” Tanya anak jalanan 2.
“Tidak .”Ucap
anak jalanan 1.
“Pengecut
.”Ejek anak jalaan 2.
“Nggak” Teriak anak jalanan 1.
Lalu
keduanya turun dari jembatan layang tersebut .Dan keduanya sadar atas
kebodohannya .
“Ha ha
ha dasar bodoh ingin menemani matahari .”Teriak anak jalanan 1.
“Kau
juga bodoh ingin bunuh diri.”Balas anak jalanan 2.
“Ha ha
ha ,kita berdua memang bodoh .”Sorak keduanya.
oleh: Assriyani
Pendidikan Geografi 2012
No comments:
Post a comment