Bumi Wadas Yang Tertindas
DIALEKTIKA ANTISTASI x KTSP
Diskusi Kastrat yang pertama dilaksanakan pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 19.30 - 22.00. Pada diskusi yang berjudul “Bumi Wadas yang Tertindas” bekerja sama dengan Dialektika Antistiasi BEM UNY. Diskusi ini mengundang dua pembicara yaitu Roy Muriadho dan Azim Muhammad. Pembicara yang pertama memaparkan betapa pentingnya peran masyarakat terhadap permasalahan eksploitasi yang ada di Wadas, Purworejo. Namun, jika di posisi masyarakat sendiri menjadi serba salah, karena jika menentang kebijakan pemerintah dianggap tidak pancasialis. Masyarakat seharusnya tetap menegakkan pembangunan berkelanjutan demi kelestarian lingkungan. Kenyataannya, masyarakat masih banyak yang masih percaya propaganda pemerintah. Solidaritas seharusnya tidak hanya berbentuk jargon, karena kita bisa merumuskan strategi dan taktik di kawasan daerah hingga nasional. Gerakan menentang daerah yang teracam, dapat dilakukan dengan tetap dengan demokratis dan selalu mendukung rakyat. Masyarakat harus tegas dalam menolak penindasan dan kita harus membangun inisiatif rakyat. Di Bumi Wadas sendiri masyarakat sekitar pertambangan banyak yang melakukan reaksi untuk mempertahankan tanah.
Kemudian pembicara yang
kedua, Azim Muhammad memaparkan bahwa sejak awal warga tidak terlibat dalam
mengambil keputusan, warga juga menolak adanya pertambangan, tetapi pemerintah
tetap melakukan eksploitasi di Bumi Wadas. Sosilisasi diadakan seperti
menyerang masyarakat dengan adanya penangkapan (preman berkedok sragam). Desa
sekitar tidak melawan karena mereka belum sadar bahwa bagian alam rusak maka
akan merusak yang lain, desa sekitar juga takut untuk melawan keputusan
pemerintah. Bendungan yang ada bukan untuk purworejo tapi untuk airocity, terlihat
dari posisi letak bendungan.
No comments:
Post a Comment